Sabtu, 07 Juni 2014

MEMILAH SAMPAH

Pernahkah kita menghitung sudah berapa banyak sampah Rumah tangga yang kita buang dalam sehari. Sisa makanan, sisa potongan sayur-sayuran, kertas, barang-barang dari plastik, kain-kain bekas, tisu, botol-botol, bahkan mungkin sampai mainan-mainan atau peralatan rumah dan kendaraan yang tak terpakai lagi serta masih banyak lagi. Jika kita sedang jalan-jalan, coba lihat tempat sampah di wilayah pertokoan. Tempat sampah disana mungkin jadi menggunung dengan kardus-kardus bekas, kemasan styrofoam, kantong plastik, sisa-sisa makanan dari restoran, dan lain sebagainya. Lalu coba kita tengok tempat sampah di rumah sakit. Volumenya mungkin sama besarnya, tetapi sampahnya lebih banyak terdiri dari perban bekas, obat-obatan tak terpakai, botol-botol infus dan sebagainya. Diperkirakan bahwa rata-rata penduduk di kota membuang sampah sebanyak 1 - 2 kg sehari.

Jenis-jenis sampah .
1. Sampah organik / Sampah Basah yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/ biologis. Misalnya adalah sisa makanan, potongan sayur-sayuran, daun-daunan, buah-buahan, nasi, bekas ikan, daging dll.
2. Sampah anorganik / Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang agak sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut. Misalnya adalah plastik, botol-botol kaca, kardus, pembungkus/kemasan plastik atau kertan, karung bekas, Styrofoam dll.
3. Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan berbahaya dan beracun. Misalnya adalah bekas bahan kimia beracun, batterey, bekas kemasan air accu, jarum suntik, bekas softex, Camper dll.
4. Kompos adalah bekas sampah organik/ basah yang telah teruraikan secara biologis, yaitu melalui pembusukan dengan bakteri yang ada di tanah atau sengaja dibuat dengan micro organisme, dan kerap digunakan sebagai pupuk tanaman.

Berikut contoh memilah sampah

Memilah sampah organik dan anorganik
Tersedia 3 tempat sampah untuk membedakan sampah plastik, kertas, dan sampah organik

Sampah menjadi masalah…
Bagaimana kehidupan masyarakat kita ke depan, jika persoalan sampah tidak segera diselesaikan. Permasalahan sampah bukan hanya berdampak pada persoalan lingkungan, tetapi juga telah menimbulkan kerawanan sosial dan bencana kemanusiaan. Berbagai kasus, seperti di Bantargerbang, Bojong Gede, dan Leuwigajah, mengingatkan kita bahwa persoalan sampah bukan hal yang sepele. Lalu, apa yang dapat kita lakukan agar sampah tidak menggunung dan membuat lingkungan tidak sehat?

Ada beberapa hal kreatif dan efektif yang bisa kita lakukan yaitu dengan menerapkan prinsip 4R :
1. Replace (mengganti),
2. Reduce (mengurangi),
3. Re-use (memakai),
4. Recycle (daur ulang). 

REPLACE : Ganti dengan barang ramah lingkungan
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dnegan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.

REDUCE : Kurangi Sampah
Coba cara-cara ini :
1. Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus barang belanja
2. Jangan menyuguhi tamu dengan air minum yang memakai kemasan gelas plastik/ kertas, tetapi pakailah gelas yang dapat dipakai berulang dan lebih sopan.
3. Gunakan kertas bolak balik sehingga mengurangi jumlah kertas yang terbuang.
4. Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru setiap kali habis
5. Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain dalam paket yang besar daripada membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama.

RE-USE : Gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai
Coba cara-cara ini :
1. Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah
2. Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus
3. Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun berbagai keperluan lainnya
4. Bekas kaleng-kaleng kosong bisa dijadikan pot-pot tanaman.

RECYCLE : Daur Ulang Sampah
Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus.

Tapi laksanakan dengan cara-cara ini :
Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk di daur ulang
Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di daur ulang
Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang

                                                              
Sistem Pengelolaan Sampah 
 
Ada berapa cara pembuangan sampah?
Secara garis besar ada tiga yaitu :
1. cara kimiawi melalui pembakaran,
2. cara fisik melalui pembuangan di TPA,
3. cara biologis melalui proses kompos.
Yang lazim dilakukan untuk sampah dalam jumlah besar adalah secara fisik. 

1. Bagaimana siklus sistem pengelolaan sampah?
Sampah dari rumah-rumah dikumpulkan dan disimpan dalam tempat atau kontainer sementara, untuk kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk diolah sebelum dibuang. 

2. Mengapa sampah yang dibuang harus diolah dulu?
Tumpukan sampah yang tidak diolah terlebih dulu dapat mengundang lalat, tikus, pertumbuhan organisme- organisme yang membahaya- kan, mencemari udara, tanah dan air, serta... mengganggu kenyamanan kita.

3. Bagaimana penanganan sampah di TPA?
TPA sering juga disebut landfill, yaitu tempat pembuangan yang memiliki dasar impermeable (tidak tembus air) sehingga sampah yang diletakkan diatasnya tidak akan merembes hingga mencemari air dan tanah disekitarnya. Sampah- sampah yang datang diletakkan secara berlapis, dipadatkan, dan ditutupi dengan tanah liat untuk mencegah datangnya hama dan menghilangkan bau. 

TPA umumnya dibuat untuk bisa menampung sampah selama jangka waktu beberapa tahun.
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga secara Mandiri.
1. Membiasakan diri untuk memilah-milah sampah sesuai jenisnya.
2. Sampah organik atau sampah basah dipotong kecil/dirajang dan dapat dikumpulkan kedalam peralatan reaktor komposter sederhana untuk dijadikan kompos.
3. Sampah an organik atau sampah kering dapat dipilah-pilah, sebagian kemasan kertas/ plastik dapat di daur ulang menjadi bahan-bahan kerajinan, sedang sampah-sampah kering yang tidak dapat didaur ulang sendiri bisa dikumpulkan untuk dijual kembali.
4. Sampah-sampah B3 dikumpulkan dalam tas plastik kresek putih dan ditulis Kode B3 dengan spidol merah, kemudian diletakan tergantung di TPS terdekat. Petugas kebersihan yang mengambil untuk dikirim ke TPA akan mengerti maksudnya.

Jangan bakar sampah sembarangan!
Mengapa? Karena sampah bisa terdiri dari berbagai bahan yang belum tentu aman. Bahan seperti kaleng aerosol dapat meledak bila kena panas, sedangkan bahan dari plastik dan karet dapat menghasilkan gas yang menimbulkan kanker bila dibakar! Bila pembakaran tidak bisa dihindari, pastikan bahwa hanya sampah organik yang dibakar, tidak terlalu banyak sampah basah, dan lakukan jauh dari kerumunan orang banyak atau benda lain yang dapat memperburuk pembakaran. Kita tentunya tidak ingin menyebabkan kebakaran, bukan?
Nah, mudah-mudahan dengan artikel ini kita semakin sadar bahwa masalah sampah jangan dianggap masalah yang sepele karena menyangkut kebersihan lingkungan kita. Jika lingkungan tak bersih bukan tak mungkin penyakit akan mudah mengenai kita... dan ingat selalu "Buanglah sampah pada tempat yang sudah disediakan".

PERILAKU MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN

Masalah sampah rasanya tidak kunjung bisa diselesaikan dengan tuntas. Meskipun sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah. Sampah tetap saja terlihat menumpuk di mana-mana. Masyarakat masih suka membuang sampah sembarangan. Tempat sampah khusus sudah disediakan seperti  tempat sampah khusus bahan organik, tempat sampah khusus plastik, dan tempat sampah khusus logam. Anehnya tempat sampah itu sepertinya tidak berfungsi. Tempat sampah organik isinya plastik, sandal, dan sampah-sampah lain campur jadi satu. Seperti yang diketahui bersama, setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia akan menimbulkan zat buang. Baik berupa gas, cair, maupun padat. Buangan berbentuk padat biasa kita sebut sebagai sampah. Dengan pertambahan penduduk Indonesia yang semakin meningkat, maka timbulan sampah yang dihasilkanpun juga meningkat. Menyusuri Jabodetabek, berarti harus menyiapkan diri untuk menyusuri jejak-jejak pemukiman sampah di tengah pemukiman warga. Bukan hal baru, masalah sampah yang dibuang tidak pada tempatnya menjadi boomerang bagi umat manusia. Kesadaran yang sangat penuh dari tiap-tiap insan terkadang jarang tercermin dari kesehariannya. Oleh karena itulah, belakangan ini banyak grup, lembaga profit maupun non profit bahkan pribadi-pribadi yang “ringan tangan” dan “ramah” mulai menggerakkan komunitasnya untuk turun secara aktif membersihkan sampah. Caranya bermacam-macam, mulai dari orang yang diam-diam mengelola sampah pribadi di rumah maupun ketika dimana saja, sampai teriakan lantang dan sapaan ramah penggiat lingkungan memberikan selebaran untuk dibaca orang banyak. Mirisnya, hal itu belum menyentuh semua lapisan masyarakat.

Penyebab utama bagaimana perilaku membuang sampah sembarangan ini bisa terbentuk dan bertahan kuat di dalam perilaku kita adalah:
     a. Sistem kepercayaan masyarakat terhadap perilaku membuang sampah. Kemungkinan di dalam pikiran alam bawah sadar, masyarakat menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukan sesuatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan. Sangatlah mungkin masyarakat merasa bahwa perilaku membuang sampah sembarangan ini bukan suatu hal yang salah dan tidak berdosa.
     b. Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, tetangga, sekolah, lingkungan kampus, atau bahkan di tempat-tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya suatu perilaku. Perilaku membuang sampah sembarangan ini tentu tidak akan pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Saat ini, dalam menangggapi masalah pembuangan sampah sembarangan sudah menjadi pola perilaku di masyarakat yang “biasa” atau legal karena semua orang melakukannya. Secara tidak sadar maka perilaku membuang sampah sembarangan akan menjadi suatu bentukan perilaku yang terinternalisasi di dalam pikiran bahwa membuang sampah sembarangan bukanlah hal yang salah. Perlu diingat, cara seseorang manusia belajar yang paling mudah adalah dengan imitasi dan sebagain besar masyarakat belajar suatu perilaku adalah dengan imitasi.
     c. Perceived behavior control Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa lebih mudah untuk dilakukannya karena tersedianya sumber daya. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan bila tersedia banyak tempat sampah di pinggir jalan.

Coba perhatikan gambar berikut


Oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab akan hal-hal tersebut seharusnya diberi sanksi yang tegas dari pihak yang berwajib. Ini memang hal sepele, namun dampak yang ditimbulkan bagi negara sangat besar. bahkan rambu seperti gambar berikut tak dihiraukan oleh mereka.

Pemerintah harus memegang andil dalam menangani kasus ini. Bagaimana jika negara kita menjadi kumuh? Dampak yang ditimbulkan oleh membuang sampah sembarangan adalah sebagai berikut

Sungai menjadi mampat dan air tidak dapat mengalir dengan lancar
Terjadi banjir tidak hanya di bantaran sungai namun juga di perkotaan
Menyebabkan oknum yang tidak bersalah membersihkan semua sampah yang dibuang di sungai


Ada beberapa hal yang bisa kita dilakukan oleh masyarakat untuk meminimalkan timbunan sampah yang dihasilkan, yaitu:
1. Kurangi pola konsumsi / belanja yang berlebihan.
2. Usahakan untuk tidak membungkus makanan dan membawa pulang kerumah.
3. Menggunakan produk dengan sistem sewa/pinjam.
4. Menggunakan produk dengan sistem refill.
5. Melakukan pemilahan sampah. Sediakan tempat khusus untuk sampah plastik/kertas/kaca/kaleng yang mungkin masih bernilai ekonomis yang nantinya bisa anda jual.
6. Memanfaatkan kembali barang bekas. Misal, botol kaca bekas syrup bisa digunakan untuk tempat air atau mungkin anda bisa melakukan hal-hal kreatif terhadap barang tersebut.
7. Sebisa mungkin melakukan komposting terhadap sampah kebun dan sampah basah sehingga bisa digunakan sebagai pupuk untuk kebun/taman sendiri atau dijual.
8. Jangan pernah bosan mengingatkan diri sendiri, teman, dan keluarga untuk melakukan hal-hal diatas.
9. Jangan pernah merasa bahwa apa yang anda lakukan ini sia-sia. Memang dampak bagi anda mungkin kecil, tapi jika setiap orang melakukan hal ini, maka bisa jadi apa yang kita lakukan diatas dapat mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA. Tanpa mengubah persepsi tentang sampah maka peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah sampah akan terbatas. Sebab masalah sampah hanya mampu diatasi lewat sinergi antara kebijakan pemerintah bersama kepedulian masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan terdekat dan terkecil.Namun, untuk merubah hal luar biasa ini harus dengan cara yang luar biasa pula. Dimulai dengan penambahan sarana kebersihan dengan penambahan tempat sampah di tempat-tempat yang strategis dan memberikan Pendidikan sejak usia dini, karena akan lebih mudah untuk membentuk karakter cinta lingkungan. Penyuluhan akan pentingnya menjaga kebersihan, disertai dampak negatif yang dihasilkan karena membuang sampah sembarangan, sampai dengan penetapan sanksi walaupun hal ini terasa berat namun hal ini penting untuk dilaksanakan untuk kebaikan bersama.